Dalam banyak
kebudayaan, hubungan ibu mertua dan menantu perempuan dianggap penuh
dengan ketegangan. Pepatah dan lelucon umum mencerminkan adanya
kecenderungan permusuhan antara seorang ibu mertua dan menantu
perempuannya. Contohnya, sebuah pepatah Tunisia, suatu negara di Afrika
bagian utara, mengatakan: "Semoga anak perempuanku menjadi mentari di
musim dingin. Semoga menantu perempuanku menjadi mentari di musim
panas." (Mentari di musim dingin menghangatkan badan. Sebaliknya, terik
mentari di musim panas membuat tidak nyaman.) Seorang ibu mertua tidak
memunyai hak istimewa yang sama seperti seorang ibu.
Kitab Rut
menggambarkan hubungan ibu mertua dan menantu perempuan dengan perbedaan
mencolok. Naomi dan Rut yang tinggal di tanah Israel dan Moab, memunyai
hubungan yang saling memerhatikan dan mendukung. Hubungan mereka
menjadi contoh ideal dalam hubungan ibu mertua dan menantu perempuan.
Banyak
dari kita akrab dengan kedua kutub hubungan mertua-menantu: hubungan
yang akrab dan penuh perhatian, serta hubungan yang apatis dan penuh
kebencian. Di antaranya, terdapat jenis hubungan dengan tingkat
kedekatan dan variasi yang berbeda-beda.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempersulit hubungan ibu mertua dan menantu perempuan.
1. Sudut Pandang Menantu Perempuan
Awal
permasalahan sering timbul saat pertemuan pertama antara calon
mertua-menantu menjelang pernikahan. Calon mempelai perempuan resah:
"Apakah Ibu mertuaku menyukaiku? Apakah dia merestui aku sebagai pilihan
putranya?" Mempelai perempuan yang peka mengetahui perasaan ibu
mertuanya dari kesan pertama. Seorang mempelai perempuan yang masih muda
menyadari penolakan itu: "...karena aku sudah hamil."
Bagi
beberapa menantu perempuan, kesulitan berawal dari keterlibatan ibu
mertua dalam merancang pernikahan: "Itulah alasan kami kawin lari --
beliau ingin mengambil alih pernikahan kami." Seorang lainnya
menggambarkan sosok ibu mertuanya: "(Dia) berteriak kepadaku untuk
mengundang ayahnya ke pernikahan, untuk tidak menghapus nama mereka dari
surat undangan, dst.."
Seorang suami mungkin menjadi pihak yang
salah. Secara tidak sengaja ia menyebabkan perasaan-perasaan buruk
antara istri dan ibunya, ketika ia tidak menjadikan istrinya sebagai
prioritas utama. Kekurangpekaan ini membuka pintu bagi daftar tuntutan
waktu, uang, kasih sayang, dan kesetiaan dari mertua yang semakin
panjang. Sang menantu perempuan mungkin mengeluh: "Suamiku membiarkan
ibunya mengatur hidupnya" atau "Ibu mertuaku mendatangi rumah kami kapan
pun beliau mau."
Bapak-ibu mertua bisa menjadi keterlaluan dan
tidak menunjukkan rasa hormat atas privasi pasangan yang telah menikah.
Lalu, kita mendengar cerita-cerita "seram" seperti: "Ibu mertuaku datang
ke pemeriksaan kandunganku (dia seperti perawat di ruang dokter) dan
meminta dokter untuk merayuku, lalu dia berbohong dan menyangkal
semuanya di depan suamiku."
Sumber persoalan lain dalam hubungan
mertua-menantu adalah mertua yang suka melontarkan kritik, alih-alih
menghargai perbedaan. Menantu perempuan yang selalu menganggap dirinya
dikritik, alih-alih dipuji oleh ibu mertuanya merasa sakit hati, tidak
dipahami, dan marah.
2. Sudut Pandang Ibu Mertua
Barangkali,
menantulah yang terkadang mengkritik ibu mertua yang sering berkunjung,
namun tidak mau mengasuh atau bermain dengan cucunya. Seorang suami
mungkin menjadi pihak yang salah. Secara tidak sengaja ia menyebabkan
perasaan-perasaan buruk antara istri dan ibunya, ketika ia tidak
menjadikan istrinya sebagai prioritas utama.
Seorang ibu mertua
mengeluh, "Menantu perempuanku hanya meneleponku jika dia ingin aku
membelikan sesuatu atau mengasuh cucu. Di luar itu aku tidak dianggap."
Seorang lainnya mengeluh: "Menantu perempuanku tidak peduli dengan
hidupku." Siapa pun, tanpa memandang usia, ingin dihargai.
Sebuah
catatan untuk Anda yang pertama kali menjadi ibu mertua: Ibu mertua
tidak memunyai hak istimewa yang sama dengan seorang ibu. Dia tidak lagi
bisa menghubungi atau berkunjung setiap saat. Dia tidak bisa memasuki
kehidupan putranya sambil meminta pertolongan secepatnya seperti: "Bantu
Ibu membersihkan garasi atau memperbaiki jendela." Sang istri, menantu
perempuannya, sekarang menjadi prioritas utama putranya. Kebutuhan sang
istrilah yang harus didahulukan sekarang.
Bagaimana Cara Memperbaiki Hubungan Ibu Mertua dan Menantu Perempuan?
Setiap
orang pasti merasa dirinya penting dan layak dihargai. Perasaan ini
akan bertumbuh ketika kita memperlakukan satu sama lain dengan rasa
hormat sejak awal hubungan tersebut. Seorang mempelai perempuan berkata
kepada ibu mertuanya dalam pernikahan: "Terima kasih banyak untuk putra
Anda." Sang ibu mertua masih diliputi kebahagiaan 10 tahun kemudian
ketika ia teringat perkataan menantu perempuannya. Mengucapkan "terima
kasih" atau menulis ucapan tersebut merupakan hal penting. Seorang ibu
mertua yang berkata kepada menantu perempuannya: "Aku bahagia David
memilihmu dan kalian bahagia bersama," merupakan awal yang sangat bagus.
Lagipula,
pasangan suami istri harus saling meyakinkan bahwa dia menghargai
pasangannya sebagai pribadi yang paling penting dalam hidupnya. Banyak
gangguan oleh mertua berkurang, bahkan hilang, ketika pasangan yang
telah menikah merasa yakin bahwa pasangannya adalah prioritasnya.
Nasihat
bagi para ibu mertua: Ibu mertua tidak memiliki hak-hak yang sama
dengan menjadi ibu. Anda tidak lagi bisa leluasa memberikan nasihat,
berkunjung, atau menelepon anak-anak Anda yang telah menikah, khususnya
pada tahun pertama. Mundurlah dan tahanlah diri Anda saat ingin
memberikan saran dan kritik yang tidak diminta.
Nasihat bagi para
menantu perempuan: Berusahalah untuk memperbaiki hubungan dengan
bersikap peduli dan penuh rasa hormat. Hargailah ibu mertua Anda sebagai
seorang pribadi, bukan untuk memanfaatkannya. Ingatlah bahwa beliau
mengharapkan dan membutuhkan penghargaan dan rasa hormat sebagaimana
diri Anda sendiri.
"Sopan santun dan tata krama yang sederhana
itu seumpama angin dan air yang dapat mengubah benda-benda keras."
Ungkapan ini adalah aturan penting baik bagi menantu perempuan maupun
ibu mertua. Rasa hormat dan kebaikan hati dibutuhkan kedua belah pihak
untuk menikmati hubungan yang berpotensi menjadi luar biasa ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar